Rahmat duduk termenung
di sebuah kursi tua di depan rumah ibunya. Kepalanya sedang dipenuhi oleh
banyak permasalahan yang tidak selesai. Belum bayar kontrakan, belum bayar
kredit motor, belum bayar ini, dan itu yang tidak dapat ia jabarkan satu-satu.
Tapi, masalahnya ia tidak memiliki sepersen pun uang untuk membayar itu semua.
Hal ini karena sekarang ia sedang menganggur dan tidak memiliki pemasukan .
Sebenarnya sudah banyak teman yang mengajaknya untuk bekerja di kebun atau
membantu sebagai kuli bangunan. Tapi, Rahmat merasa enggan mengikuti ajakan
teman-temannya. Gengsinya terlalu tinggi untuk melakukan pekerjaan seperti itu.
“Makanya mat, kalau
mau kerja bagus itu harus sekolah yang tinggi. Kamu sih udah ibu suruh sekolah
mau minta berenti dan mau nikah. Tamat SD bisa apa?” kata ibunya yang membawa
cucian untuk dijemur di depan rumah.
“Tapi bu, Rahmat gengsi
kerja begituan. Rahmat maunya kerja kantoran, atau kerja apa aja yang bisa
dapat duit banyak , gak perlu capek. Kerja gituan, apaan? Udah capek, gajinya
kecil lagi” timpal Rahmat.
“kerja apa yang gak
biki capek mat. Sekalipun kamu kerja kantoran, tetap aja capek”jawab sang ibu
lagi.
“itu dia kenapa Rahmat
malas kerja bu”
“terus anak istri kamu
mau dikasih makan apa?”tanya sang ibu lagi.
“kan ibunya ada, kalau
Rani lapar, minta aja sama ibunya”
“Rani itu udah jadi
istri kamu mat, kamu dong yang harus biayain hidupnya dia. Masa masih minta
sama ibunya”ibunya terus saja menasihati Rahmat.
“tau ah”jawab Rahmat
sambil beranjak dari tempat duduknya.
Rahmat pergi
meninggalkan ibunya yang masih bingung melihat kelakuan anak keduanya itu. Rahmat
pergi berjalan kaki meninggalkan rumah ibunya. Ia menelusuri jalanan kompleks
menuju ke jalan raya. Tiba-tiba di depan sebuah rumah ia melihat sebuah
sepedamotor terparkir. Rahmat mengamati sepeda motor tersebut. Dilihatnya sekitar
rumah tersebut dan tampak sangat sepi. Terbesit
niat di hati Rahmat untuk mengambil motor tersebut. Didekatinya sepeda motor
tersebut dengan amat berhati-hati. Dikeluarkannya kunci yang ada di dalam saku
celananya dan ia pun melancarkan aksinya untuk membawa pergi sepeda motor
tersebut. Rahmat berhasil membawa motor tersebut keluar pagar rumah, tiba-tiba
saja pemilik motor tersebut datang dan meneriaki Rahmat pencuri. Otomatis semua
warga datang dan menghakimi Rahmat. Tidak lama kemudian ibunya Rahmat datang
karena mendengar adaa kegaduhan di sekitar rumahnya. Sang ibu langsung
menghampiri Rahmat dan disaat yang
bersamaan datang polisi yang sedang berpatroli di sekitaran sana. Rahmat pun
langsung dibawa ke kantor polisi.
Kisah Rahmat di atas merupakan salah satu contoh kasus dari
pepatah lama yang ada di Provinsi Bengkulu, terutama di bagian kabupaten Seluma
dan Bengkulu Selatan, yaitu “Jarangkalu Biawak Duduak, Kemano Ngepiakka Ikuak”.
Pepatah ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara harfiah yaitu
“sangat jarang biawak dapat duduk, kemana dia akan meletakkan ekornya”. Jika
diartikan secara luas pepatah ini bermakna bahwa jika seseorang yang tidak
melakukan cukup usaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, maka dia tidak
akan mendapatkan apa yang ia harapkan itu. Bagaikan biawak, jika ia tidak
berlatih untuk dapat duduk, maka ia tidak akan dapat duduk dengan benar. Jika
ia tetap memaksakan, maka ia akan mendapatkan akibat yang lebih parah. Mungkin
saja tulang ekornya akan patah atau cidera lainnya yang lebih fatal. Pepatah
ini mengajarkan kepada kita, bahwa jika kita ingin meraih sesuatu yang sangat
mustahil untuk kita raih, maka kita harus melakukan usaha yang lebih. Paling
tidak kita harus butuh waktu latihan yang cukup lama agar dapat meraih apa yang
ia inginkan tersebut. Seperti pada cerita di atas, dimana Rahmat ingin meraih
hidup yang mudah untuk mendapatkan banyak uang, tetapi ia tidak mau berusaha
keras dan lebih memilih untuk mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang.
Karena perbuatannya ini ia harus berurusan dengan pihak yang berwajib.
Jika ingin mendapatkan sesuatu, sekalipun itu dianggap
mustahil, jika memang berusaha dengan keras maka tidak ada yang mustahil. Tapi,
kalau dilakukan dengan cara yang salah maka akibat yang tidak diinginkan pun
harus siap ditanggung.
Duh Rahmat malas banget sih ya :)
BalasHapusIya, mana ada sih semua2 di dunia ini yg didapat dengan mudah. Harus ada usaha lah ya.
Iya, betul banget itu mbak.. :)
Hapus