Lomba

Kamis, 25 September 2014

Jarangkalu Biawak Duduak, Kemano Ngepiakka Ikuak


Rahmat duduk termenung di sebuah kursi tua di depan rumah ibunya. Kepalanya sedang dipenuhi oleh banyak permasalahan yang tidak selesai. Belum bayar kontrakan, belum bayar kredit motor, belum bayar ini, dan itu yang tidak dapat ia jabarkan satu-satu. Tapi, masalahnya ia tidak memiliki sepersen pun uang untuk membayar itu semua. Hal ini karena sekarang ia sedang menganggur dan tidak memiliki pemasukan . Sebenarnya sudah banyak teman yang mengajaknya untuk bekerja di kebun atau membantu sebagai kuli bangunan. Tapi, Rahmat merasa enggan mengikuti ajakan teman-temannya. Gengsinya terlalu tinggi untuk melakukan pekerjaan seperti itu.
“Makanya mat, kalau mau kerja bagus itu harus sekolah yang tinggi. Kamu sih udah ibu suruh sekolah mau minta berenti dan mau nikah. Tamat SD bisa apa?” kata ibunya yang membawa cucian untuk dijemur di depan rumah.
“Tapi bu, Rahmat gengsi kerja begituan. Rahmat maunya kerja kantoran, atau kerja apa aja yang bisa dapat duit banyak , gak perlu capek. Kerja gituan, apaan? Udah capek, gajinya kecil lagi” timpal Rahmat.
“kerja apa yang gak biki capek mat. Sekalipun kamu kerja kantoran, tetap aja capek”jawab sang ibu lagi.
“itu dia kenapa Rahmat malas kerja bu”
“terus anak istri kamu mau dikasih makan apa?”tanya sang ibu lagi.
“kan ibunya ada, kalau Rani lapar, minta aja sama ibunya”
“Rani itu udah jadi istri kamu mat, kamu dong yang harus biayain hidupnya dia. Masa masih minta sama ibunya”ibunya terus saja menasihati Rahmat.
“tau ah”jawab Rahmat sambil beranjak dari tempat duduknya.

Rahmat pergi meninggalkan ibunya yang masih bingung melihat kelakuan anak keduanya itu. Rahmat pergi berjalan kaki meninggalkan rumah ibunya. Ia menelusuri jalanan kompleks menuju ke jalan raya. Tiba-tiba di depan sebuah rumah ia melihat sebuah sepedamotor terparkir. Rahmat mengamati sepeda motor tersebut. Dilihatnya sekitar rumah tersebut  dan tampak sangat sepi. Terbesit niat di hati Rahmat untuk mengambil motor tersebut. Didekatinya sepeda motor tersebut dengan amat berhati-hati. Dikeluarkannya kunci yang ada di dalam saku celananya dan ia pun melancarkan aksinya untuk membawa pergi sepeda motor tersebut. Rahmat berhasil membawa motor tersebut keluar pagar rumah, tiba-tiba saja pemilik motor tersebut datang dan meneriaki Rahmat pencuri. Otomatis semua warga datang dan menghakimi Rahmat. Tidak lama kemudian ibunya Rahmat datang karena mendengar adaa kegaduhan di sekitar rumahnya. Sang ibu langsung menghampiri Rahmat  dan disaat yang bersamaan datang polisi yang sedang berpatroli di sekitaran sana. Rahmat pun langsung dibawa ke kantor polisi.

Kisah Rahmat di atas merupakan salah satu contoh kasus dari pepatah lama yang ada di Provinsi Bengkulu, terutama di bagian kabupaten Seluma dan Bengkulu Selatan, yaitu “Jarangkalu Biawak Duduak, Kemano Ngepiakka Ikuak”. Pepatah ini kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara harfiah yaitu “sangat jarang biawak dapat duduk, kemana dia akan meletakkan ekornya”. Jika diartikan secara luas pepatah ini bermakna bahwa jika seseorang yang tidak melakukan cukup usaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, maka dia tidak akan mendapatkan apa yang ia harapkan itu. Bagaikan biawak, jika ia tidak berlatih untuk dapat duduk, maka ia tidak akan dapat duduk dengan benar. Jika ia tetap memaksakan, maka ia akan mendapatkan akibat yang lebih parah. Mungkin saja tulang ekornya akan patah atau cidera lainnya yang lebih fatal. Pepatah ini mengajarkan kepada kita, bahwa jika kita ingin meraih sesuatu yang sangat mustahil untuk kita raih, maka kita harus melakukan usaha yang lebih. Paling tidak kita harus butuh waktu latihan yang cukup lama agar dapat meraih apa yang ia inginkan tersebut. Seperti pada cerita di atas, dimana Rahmat ingin meraih hidup yang mudah untuk mendapatkan banyak uang, tetapi ia tidak mau berusaha keras dan lebih memilih untuk mengambil jalan pintas untuk mendapatkan uang. Karena perbuatannya ini ia harus berurusan dengan pihak yang berwajib.

Jika ingin mendapatkan sesuatu, sekalipun itu dianggap mustahil, jika memang berusaha dengan keras maka tidak ada yang mustahil. Tapi, kalau dilakukan dengan cara yang salah maka akibat yang tidak diinginkan pun harus siap ditanggung.
 
 


2 komentar:

  1. Duh Rahmat malas banget sih ya :)
    Iya, mana ada sih semua2 di dunia ini yg didapat dengan mudah. Harus ada usaha lah ya.

    BalasHapus